Judul : Mengubah Tidak
Mungkin Menjadi mungkin : Pengalaman Berbisnis Syariah dengan Sandaran
Al-Qur’an
Penulis : Basuki
Subianto
Penerbit: Al-Bayan
Mizan
Tahun terbit : 2004
Penulis buku ini adalah Basuki Subianto, nama yang masih
terdengar asing khususnya dalam bidang ekonomi Islam. Penulis memang bukan
seorang tokoh ekonomi Islam, beliau adalah seorang pengusaha sukses. Mungkin
masih terdengar biassa-biasa saja, banyak pengusaha-pengusaha sukses di negeri
ini. Yang membuatnya istimewa adalah bagaimana caranya untuk sukses, yaitu
dengan mengaplikasikan Kalam Allah dan sabda Rasulullah dalam usaha bisnisnya.
Al-Qur'an
adalah pedoman hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan di akhirat. Selain itu,
Al-Qur’an juga dapat digunakan sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan di
dunia, khususnya di bidang bisnis. Apakah menurutmu itu tidak mungkin? Tapi
begitulah kenyataannya, sesuai dengan judul buku ini, “Mengubah tidak mungkin
menjadi mungkin”.Buku ini membuktikan bahwa Al-Qur’an dapat memberi petunjuk
bagaimana meraih kesuksesan bisnis. Beberapa petunjuk Al-Qur’an yang
disebutkan dalam buku ini diantaranya yaitu bagaimana menyelaraskan bisnis
dengan kehidupan, bagaimana mengasah ketajaman bisnis dengan daya
ketakmungkinan, bagaimana meraih keuntungan bisnis dengan prinsip keadilan,
bagaimana memadukan bisnis dengan urusan keluarga dan masyarakat, bagaimana
membangun sikap etis dan religious dalam berbisnis, dan bagaimana membangun
usaha bisnis yang tangguh dan langgeng.
Penulis awalnya adalah seorang wartawan professional di
sebuah penerbitan surat kabar. Tak lama
kemudian, dia menduduki jabatan penting dalam perusahaan itu, dia menjadi
manajer dan bahkan direktur. Dari jabatan-jabatan yang ia duduki itulah, ia
belajar bagaimana mengelola sumber daya yang ada. Tak seharusnya seseorang
menggantungkan hidupnya pada orang lain, oleh karenanya penulis memutuskan
untuk mengundurkan diri dan membuka usahanya sendiri. Keputusan tersebut sangat
sulit mengingat dia telah mendapatkan gaji yang cukup besar di perusahannya,
dan dia harus meninggalkannya tanpa tahu apakah bisnisnya akan berhasil atau
tidak. Keputusannya tersebut tepat , sekarang dia telah memiliki tiga
perusahaan di Surabaya dan dia membagi kisahnya dalam buku itu.
“Pengusaha ibarat orang
yang berada dalam kegelapan hutan. Ia tidak tahu apa yang ada di depannya. Ia
hanya bisa meraba untuk berjalan. Al-Qur’an adalah cahaya yang menuntun ke mana
seharusnya ia mencari kepastian dan keselamatan.”
Pengalaman
adalah guru terbaik. Itulah kata bijak yang dapat menggambarkan isi buku ini. Penulis
menunjukkan bagaimana perjalanan karirnya dan juga orang lain. Dia menceritakan
bagaimana kisah sukses seseorang dan factor-faktornya. Seperti dua sisi uang
logam, ada sukses tentu ada gagal, dia juga menceritakan kegagalan-kegagalan
dalam berbisnis dan solusi-solusinya. Tentunya, pengalaman-pengalaman tersebut
dilihat dari sudut pandang agama Islam. Di bawah bimbingan Mr Ustad, peulis dan
timnya melakukan pendekatan bisnis dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Al-Qur’an dan petunjuk hadis yang telah diteladankan oleh Nabi Muhammad. Selain
itu, pada setiap cerita diselipkan satu ayat Al-Quran atau lebih sebagai sandaran
berbisnis sesuai kasusnya, dia menyebutnya renungan.
"Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka
membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di
dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu
lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar. "
Pertanyaan
yang diungkapkan di awal buku ini adalah apa bisa seorang pengusaha yang
bisnisnya bangkrut, kemudian bisa bangkit lagi setelah membaca Al-Qur’an.
Pertanyaan tersebut dijawab dengan pertanyaan oleh Mr. Ustad, mengapa pengusaha
itu bangkrut. Analisis manusia dan pandangan Allah tentang penyebab bangkrut
itu mungkin berbeda. Untuk membuktikan bahwa Al-qur’an itu benar, kita harus
menganalisis penyebab kebangkrutan pengusaha itu berdasarkan Al-Qur’an. Kemudian kita mencari solusi untuk bangkit berdasarkan AlQur’an pula.
Buku
ini diakhiri dengan renungan tentang tahapan seseorang bisa menghasilkan pilihan terbaik untuk masalah yang dihadapi dan bagi perjalanan hidup mendatang.
Tahap pertama, kita harus menhadapi kenyataan. Masalah sebarat apapun akan
ringan jika dihadapi. Kedua, menerima keadaan karena itu adalah takdir Allah.
Ketiga, menentukan beberapa alternative. Terakhir, memutuskan apa yang akan
dilakukan serta memasukkan visi dan jarring pengaman bagi keputusan tersebut.
Semoga kita bisa mendapat hikmah dan manfaat dari buku ini. Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar