Ahlan Wasahlan.... Selamat Membaca...
RSS

Selasa, 31 Desember 2013

Resensi Buku : Intelektual Kolektif Pierre Bourdieu : Sebuah Gerakan untuk Melawan Dominasi


Judul Buku : Intelektual Kolektif Pierre Bourdieu : Sebuah Gerakan untuk Melawan Dominasi
Penulis : Arizal Mutahir
Penerbit : Kreasi Wacana
Terbit : Pertama, Januari 2011
Tebal : X + 222 hlm

TERDAKWA PEMBEBASAN INTELEKTUAL

            Memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, belajar dari kecil hingga perguruan tinggi, intelektual bukanlah sekedar itu. Intelektual juga bukan orang yang hanya diam saja melihat dan berkomentar mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Intelektual saat ini kebanyakan bekerja di bawah kekuasaan politik dan ekonomi. Namun tidak selamanya mereka bekerja di bawahnya,sesekali mereka adalah pelaku politik dan ekonomi itu sendiri. Intelektual bermanfaat bagi masyarakat jika mereka dapat menggunakan ilmu-ilmunya dan mengabdi pada masyarakat. Sebaliknya, mereka juga dapat merugikan masyarakat saat mereka menutupi apa yang seharusnya diketahui masyarakat dan menggunakannya untuk memperdaya masyarakat demi kepentingannya sendiri.
            Buku ini menjelaskan konsep-konsep pemikiran Bourdieu tentang intelektual beserta hal-hal yang mendasari pemikirannya. Untuk lebih mudah memahami pemikirannya, diungkapkan pula biografi kehidupannya. Beliau sendiri adalah seorang sosiolog Prancis yang sering melakukan aksi-aksi dan demonstrasi, sesuai teori yang ia kemukakan sendiri yaitu intelektual berperan mendukung kaum yang terdominasi. Oleh karenanya, dia disebut sebagai “sosialis teroris”, “diktator intelektual”, “pemimpin pemujaan”, “guru”, dan “nabi”. Pada beberapa kalangan yang memujanya, dia bahkan dianggap sebagai “dewa”.           
            Intelektual mempunyai batasan-batasan tersendiri untuk berdiri sebagai intelektual itu sendiri dan menjalankan perannya untuk membela kaum yang tertindas. Agen pengetahuan yang netral, tidak terkoyak oleh pengaruh politik maupun ekonomi, kini otonomi intelektual telah keluar dari batasnya. Namun, tidak salah jika intelektual juga ikut berkecimpung dalam bidang politik, ekonomi atau bidang lainnya dan dapat mentransfer ilmunya. Setiap pekerjaan yang kita lakukan tentulah ada ilmunya yang menjadikannya baik dan bermanfaat.   
Penulis memandang bahwa intelektual harus tetap pada tempatnya, tidak tercampur oleh hal-hal lain. Untuk mewujudkannya, ditawarkan satu solusi, yaitu intelektual kolektif. Para intelektual yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing bersatu dan saling berhubungan, mendukung dan bersinergi untuk menjalankan perannya. Intelektual yang dikehendaki penulis ini mengacu pada kategori intelektual awam (public intellectual). Mereka berjuang dengan kemampuan inteleknya untuk kepentingan masyarakat luas, khususnya golongan-golongan atau pihak-pihak yang lemah, terpinggir, tidak mempunyai kuasa, daif dan atau ditindas. Sedangkan selain intelektual awam, ada intelektual establishment dan intelektual atas pagar. Intelektual establishment menggunakan ilmu pengetahuan dan daya inteleknya untuk membantu/menyokong pihak-pihak yang kuat, berkuasa dan berpengaruh. Intelektual atas pagar menonjolkan diri dan menyokong pihak ketika suasana mengikut kesesuaian dirinya, tanpa pendirian yang tetap dan jelas.
Mahasiswa termasuk intelektual yang memiliki peran penting dalam menjalankan perannya. Mereka yang akan megembalikan peran intelektual ke tempatnya. Peran intelektual yang dilakukan mahasiswa telah sering kita lihat dari pemberitaan-pemberitaan media. Kita telah sering melihat aksi-aksi dan demonstrasi mahasiswa yang melawan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada masyarakat. Hal itu menjadi tidak baik saat aksi atau demonstrasi dilakukan dengan cara yang tidak benar yang justru merugikan masyarakat yang seharusnya mereka bela. Namun banyak pula intelektual yang mendukung suatu pihak tertentu sehingga mendapat tentangan dari masyarakat banyak termasuk di dalamnya mahasiswa.
            Buku ini sangat recommended bagi para  mahasiswa sebagai bagian penting dari pembebasan intelektual. Buku ini menjadi refleksi diri kita sebagai intelektual untuk menjalankan peran yang  diemban. Penulis mampu mengungkapkan dengan cukup jelas bahasa Pierre Bourdieu yang terkenal sulit dipahami. Walaupun penulis dapat menjelaskan ide-ide Pierre Bourdieu dengan gamblang, tetap saja ada bagian-bagian yang masih belum jelas konsepnya.  Banyaknya istilah-istilah yang jarang digunakan menjadikan ulasan yang dibahas kurang dapat ditangkap dan dimengerti sehingga apa yang dimaksudkan oleh penulis tak tersampaikan.

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar